Minggu, 15 Mei 2011

Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah keseluruhan dari tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi yang ada sehingga merupakan suatu kesatuan harmonis, yakni diarahkan dan dikembangkan secara trus menerus pada suatu tujuan tertentu menuju kondisi optimal. Struktur suatu organisasi digambarkan dalam bentuk suatu skema organisasi atau organigram, yaitu suatu lukisan grafis yang mampu menjelaskan berbagai hubungan organisatoris, baik vertical maupun horizontal, antarbagian maupun antarindividu. Dengan kata lain, organigram memberikan gambaran tentang struktur personalia, yakni penempatan individu-individu pada posisi-posisi yang ada dalam suatu organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan siapa-siapa yang memegang tampuk pimpinan, apa dan kepada siapa tugas, wewenang, tanggungjawab, serta posisi diberikan.

Penyusunan struktur organisasi perlu dilandasi ole hide dan imajinasi yang memungkinkan berkembangnya diri individu yang akan menangani permasalahan organisasi. Tentunya dalam hal ini individu akan dituntut untuk memiliki “kemampuan abstraksi” pada tingkat tertentu sehingga mampu menghayati dan menyederhanakan kenyataan-kenyataan yang ada (dalam dimensi runag dan waktu).
Struktur menggambarkan kaitan antarorgan dalam suatu organisasi, sedangkan proses menggambarkan kumpulan tahap-tahap kegiatan yang teratur dan saling memiliki ketergantungan.

Secara garis besar, teori organisasi dibedakan kedalam teori organisasi klasik (tradisional) dan teori organsiasi modern. Pada hakikatnya perbedaan antara kedua teori organisasi tersebut tidak terletak pada struktur atau bentuk organisasinya, namun secara hakiki terletak pada sudut pandang mengani “perilaku manusia” dalam organisasi dimana dalam teori organisasi modern, “kepemimpinan dapat diterapkan sebaik-baiknya.

Dalam pendekatannya, teori klasik bersifat structural dan memiliki cirri-ciri teknis-ekonomis. Dimana individu akan selalu berusaha memuaskan kebutuhannya secara rasional atau yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perilaku dalam individu dalam organisasi hanya akan dipengaruhi oleh “stimulus financial” (imbalan materi). Jadi, nilai perilaku individu dalam organisasi ditentukan oleh balas jasa upah yang diterimanya (individu diibaratkan sebagai “mesin yang berpikir”).

Berdasarkan struktur organisasi dapatlah dibedakan berbagai stelsel organisasi yang menjalankan pola dasar organisasi. Namun dalam penerapannya pola inin jarang atau tidak dianut secara murni, melainkan merupakan suatu kombinasi dan secara evolusi senantiasa mengalami perubahan didasarkan pada “kondisi objektif” yang dihadapi organisasi tersebut.

Berikut ini beberapa jenis organisasi dalam struktur organisasi yakni :

• Organisasi Garis

Dipelopori oleh H.Fayol yang merupakan stelsel organisasi tertua. Cirri khas struktur organisasi ini adalah pelaksanaan perintah berjalan secara vertical mengikuti garis instruksi dari atas ke bawah. Dalam hal ini setiap perintah disalurkan melalui garis, yang secra keseluruhan membentuk garis fungsionaris.

Ciri-ciri utama organisasi garis adalah :
o Adanya kesatuan pimpinan, yang berarti setiap partisipan dalam organisasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang berada langsung diatasnya.
o Adanya hirarki kekuasaan yang jelas, yang berarti setiap individu dalam organisasi adalah pemimpin dari tenaga kerja yang berada dibawahnya, dan menjadi pelaksana terhadap atasannya.

Kebaikan-kebaikan organisasi garis adalah :
o Strukturnya sederhana, jelas dan mudah terlihat secara menyeluruh.
o Hirarki kekuasaanya jelas serta lebih terpusatnya pengawasan pelaksanaan tugas.
o Adanya kejealsan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas.
o Pucuk pimpinan senatiasa akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang menyeluruh terhadap orang yang dipimpinnya (yang paling lengkap).

Kelemahan-kelemahan organisasi garis adalah :
o Adanya persyaratan bahwa setiap perintah dan laporan (pertanggungjawaban) harus menempuh hirarki kekuasaan yang biasanya panjang, sehingga dapat menimbulkan kekakuan dan birokratisme.
o Pimpinan yang otokratis akan mudah menghambat kegiatan-kegiatan yang inovatif dari bawahan.
o Melimpah dan beraneka ragamnya pekerjaan akan menimbulkan beban kerja secara berlebihan pada pucuk pimpinan.
o Tidak adanya hubungan horizontal, sehingga dapat menimbulkan hambatan dalam melakukan koordinasi diantara bagian yang setingkat.

• Organisasi Fungsional

Dibangun oleh F.W. Taylor yang dikenal juga dengan scientific management. Pengaturan organisasi yang dibagun oleh Taylor memusatkan pendekatannya pada pimpinan di tempat-tempat kerja (apa yang disebut shop management). Jadi, taylor lebih memusatkan pendekatannya pada tingkat bawah organisasi dan hasil-hasil penemuan penelitian ilmiahnya dikenal dengan time and motion study (study waktu dan gerak) dan material study (studi penggunaan bahan).

Ciri-ciri dari organisasi fungsional adalah :
o Adanya pemisahan antara pimpinan bagian perencanaan (planning) dan pelaksanaan (di tempat kerja), dengan tujuan membebaskan mandor kerja dan mandor kelompok dari pekerjaan-pekerjaan administrative.
o Adanya hubungan langsung antara bagian perencanaan dan petugas pelaksana, sehingga setiap petunjuk dan pengarahan dapat disampaikan langsung kepada para pelaksana tanpa melalui pimpinan pelaksanaan.
o Adanya pembagian tugas pimpinan yang berkaitan dengan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

Kebaikan dari pengaturan organisasi fungsional yakni:
o Dimungkinkan pembagian kerja didasarkan tingkat spesialisasi keahlian setinggi-tingginya.

Kelemahan dari pengaturan organisasi fungsional yakni:
o Tidak adanya kesatuan perintah yang mengakibatkan pengambilan keputusan dan pengawasan kurang teramati secara menyeluruh.
o Ketidakjelasan dalam pembagian tugas secara fungsional akan menghambat kelancaraan organisasi.
o Terlalu menekankan inisiatif yang datang dari para pelaksana.


• Organisasi Garis dan Staf

Agar kesatuan perintah dapat dipertahankan, serta daya penanganan pimpinan dapat diperluas, H. Emerson telah menyusun stelsel organisasi garis dan staf, yakni suatu organisasi garis yang dilengkapi dengan staf ahli, yang disusun sebagai fungsionaris staf.

Kebaikan dari organisasi garis dan staf yakni :
o Kesatauan perintah dapat terus dipertahankan.
o Para fungsionaris garis dapat mencurahkan perhatiannya pada beberapa aspek tertentu yang dianggap penting.

Kelemahan dari organisasi garis dan staf yakni :
o Tidak tertutup kemungkinan para staf ahli bertindak diluar batas kewenangan sebagai pemberi nasihat, terutama dalam menangani hal-hal yang sangat spesifik dan kompleks, akan mengakibatkan fungsionaris staf dapat berperan sebagai fungsionaris garis.
o Ada kemungkinan nasihat-nasihat yang diberikan bersifat terlalu teoritis sehingga sulit untuk diterapkan, terutama dalam kondisi dimana fungsionaris garis selalu ingin mengukuhkan otoritasnya, sehingga para staf ahli terpaksa memberikan dukungan dengan menyampaikan abstraksi teoritisnya.

• Sistem Komite

Musyawarah bersama dilaksanakan dalam bentuk komite atau komisi yang bertugas membahas permasalahan organisasi, atau menentukan kebijakan dalam menghadapi situasi tertentu, baik secara periodic maupun pada masa-masa kritis atau insidentil. Komisi-komisi ini pada hakikatnya tidak merupakan stelselyang berfungsi mandiri, namun melalu jangka waktu panjang dapat memiliki pola strutur tertentu.

Agar sistem komisi dapat berfungsi dengan baik, ada beberapa persyaratan pokok yang harus dipenuhi, yakni :
o Tujuan komisi harus diuraikan dengan jelas.
o Adanya perbatasan kelompok yang jelas.
o Komposisi anggota kelompok harus seimbang serta jumlahnya dibatasi (5 - 7 orang).
o Adanya tenaga inti yang tetap dalam kelompok.

Kebaikan dari sistem komisi yakni :
o Memperluas wawasan analisis.
o Meningkatkan koordinasi dan kontinuitas organisasi.
o Memberikan peluang penanganan msalah yang lebih terintegrasi.

Kelemahan dari sistem komisi yakni :
o Adanya peningkatan biaya.
o Terlalu banyak kompromi, oleh karenanya secara periodic efektivitas musyawarah perlu dievaluasi.

• Organisasi Matrik

Sistem organisasi yang dibangun berdasarkan struktur komsi secara terus-menerus, dikenal dengan nama “organisasi matrik” dan umumnya dijumpai pada badan-badan usaha yang memiliki beberapa satuan kegiatan produksi yang bersifat otonom. Tujuan pokok dari organisasi matrik adalah untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam stelsel organisasi akibat “langkahnya” organisasi antarbagian, terutama dalam kegiatan proses produksi.

Kebaikan dari organisasi matrik yaitu :
o Adanya fleksibilitas, dimana stelsel ini dapat dengan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan volume kesibukan organisasi dalam memngelola proyek-proyeknya.
o Penempatan tenaga fungsional dapat lebih terkoordinasi dengan lebih baik.
o Proses pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat.
o Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dan pengeluaran biaya dapat lebih terkendali.

Kelemahan dari oraganisasi matrik yaitu :
o Tidak adanya kesatuan perintah, namun hakikatnya tidak ada satupun stelsel oragnisasi yang dapat berfungsi sebagai alat pemecahan masalah jika tidak didukung oleh kesiapan dan kesediaan para partisipannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar