Senin, 15 Oktober 2012

Opini : solusi macet dan kesemerautan lalu lintas Jakarta



    Macet merupakan sebuah kata yang sangat sudah identik dengan DKI Jakarta, setiap hari terutama hari kerja mungkin hampir semua orang mengeluh dan mengeluarkan kata itu. Sebenarnya cukup dua cara besar untuk mengurai kemacetan Jakarta yaitu , memaksa dan terpaksa. Memaksa dari pemerintah DKI agar warga Jakarta terpaksa mengikuti ataupun sebaliknya, adapun cara - caranya adalah :

1. Pemerintah Jakarta "Memaksa" , warga Jakarta "Terpaksa" mengikuti

    Cara ini terkadang terlihat keras untuk mata kita warga Jakarta, namun cara ini sudah teruji ampuh di kota lain seperti singapore, tokyo, london dan kota besar lainnya. adapun cara - cara yang bisa di implementasikan pemerintah DKI Jakarta seperti penggunaan ERP, penyesuaian biaya parkir, penyesuaian harga bahan bakar dan pemanfaatan halte secara semestinya. Berikut uraian dari beberapa implementasi diatas :


  • Mengembalikan fungsi dan peremajaan trotoar
Tentunya jika ingin menggunakan kendaraan umum mesti berjalan kaki dan trotoarlah yang menjadi kunci dari itu. Trotoar di DKI hampir sebagian besar bernilai merah, karena trotoar yang digunakan untuk pejalan kaki terkadang di ahli fungsikan menjadi tempat jualan bahkan sampai tempat kendaraan roda dua untuk menghindari macet belum lagi jalan yang tidak bagus dan kurangnya pepohonan ataupun beberapa jalan yang terbilang "angker". Faktor - faktor tersebut perlu dibenahi agar minat untuk berjalan kaki menjadi lebih tinggi yang akan secara bersama juga menumbuhkan minat berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum.

  • ERP  



ERP merupakan singkatan dari Electronic Road Pricing adalah sebuah sistem yang pertama kali digunakan oleh singapore lalu kemudian digunakan oleh beberapa kota lain seperti London dan Stockholm. Metode ini sejatinya secara kasat seperti toll yaitu sistem jalan berbayar. Usulan penggunaan ini sudah mulai dipertimbangkan bahkan sudah disetujui oleh pemda DKI Jakarta ( baca artikel ) adapun cara pembayaran yang diberlakukan ada dua, cara pertama dengan menyisipkan alat pada setiap kendaraan yang disebut OBU yang berfungsi sebagai meteran harga yang mesti dibayarkan dan cara kedua menggunakan camera yang ditaruh di setiap jalan yang berbasis ERP untuk mencatat nomer plat mobil dan menghitungnya perbulan lalu akan dikirimkan biaya ke rumah masing - masing pemillik kendaraan ( baca artikel ) . Cara ini telah terbukti dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, seperti di singapore cara ini secara signifikan prosentase penggunaan carpools dan bus meningkat dari 41% menjadi 62%, dan volume lalu  lintas yang menuju daerah diterapkannya congestion pricing menurun sampai dengan 44%. Cara inipun lebih efisien daripada 3 in 1, karena warga Jakarta dapat mencurangi 3 in 1 dengan menyewa joki


  • Mengembalikan fungsi dan peremajaan trotoar
Trotoar di DKI hampir sebagian besar bernilai merah, karena trotoar yang digunakan untuk pejalan kaki terkadang di ahli fungsikan menjadi tempat jualan bahkan sampai tempat kendaraan roda dua untuk menghindari macet belum lagi jalan yang tidak bagus dan kurangnya pepohonan ataupun beberapa jalan yang terbilang "angker". Faktor - faktor tersebut perlu dibenahi agar minat untuk berjalan kaki menjadi lebih tinggi.

  • Penyesuaian Biaya Parkir
Biaya parkir yang "mencekik" seperti di tokyo, london, hongkong memang sangat ampuh menjadi alat penahan laju pemakaian kendaraan pribadi. Namun cara ini nampaknya masih terlihat terlalu extreem bila diterapkan di Jakarta. Bayangkan saja, biaya parkir langganan per bulaln di London bisa mencapai Rp 8,3 juta, di jepang biaya parkir harian mencapai Rp 773 ribu per kendaraan. Bisa dibayangkan kekacauan apa yang dapat di timbulkan dari penerapan ini di Jakarta, makin mensenjangkan status sosial. Namun bila dengan penyesuaian yang benar maka sistem inipun dapat diterapkan

  • Harga Bahan Bakar
Penyesuaian harga bakar juga dapat menjadi senjata ampuh pemda DKI, sebenarnya cara ini sudah digunakan namun masih terbilang hasilnya kurang memuaskan. Masih saja banyak orang - orang yang "mampu" menggunakan bbm bersubsidi. mungkin perlu dilakukan modifikasi, seperti penataan pengisian bahan bakar, selama ini telah terjadi pengkhususan untuk solar, premium, pertamax, motor bagaimana jika juga ada pembagian yang melayani mobil non subsidi dan bersubsidi, atau dapat juga melakukan pelatihan untuk menolak, misal, ada sebuah mobil yang dilarang menggunakan premium namun ingin mengisi di premium, maka petugas menolak untuk mengisi bahan bakar tersebut. Dengan solusi itu mungkin subsisdi dapat tepat sasaran tanpa harus menaikan harga bbm

  • Pemanfaatan Halte



Dalam buku pelajaran halte merupakan tempat resmi untuk menaikan atau menurunkan penumpang 
dari kendaraan umum, tapi pada kenyataanya halte
telah beralih fungsi menjadi tempat berjualan ataupun pangkalan ojek. Pemerintah seharusnya dengan tegas memberikan sanksi kepada kendaraan umum yang berhenti bukan di halte. Kebiasaan buruk warga juga mendasari kekacauan ini, jika warga hanya menunggu kendaraan umum di halte maka warga dapat "memaksa" kendaraan umum itu berhenti hanya di halte tidak disembarang tempat. Kebiasaan buruk inipun dipengaruhi oleh tindakan malas para penumpang untuk berjalan karena letak halte yang berjauhan, sekiranya penempatan haltepun tidak berdekatan dengan lampu merah, jika halte diletakkan di dekat lampu merah, maka dapat terjadi penumpukan kendaraan umum yang dapat mengacaukan lampu merah.

 
    Memang dengan cara - cara diatas terlihat sangat memaksa warga namun langkah - langkah ini dapat menertibkan warga ibu kota, selain itu dapat juga menambah kas daerah untuk membangun sarana transportasi atau pembangunan dalam bidang lainnya. Selain itu pembayaran lebih dimaksudkan agar para pengguna moda transportasi pribadi sadar akan kerusakan yang telah ditimbulakan secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kota tercinta ini seperti polusi udara.


  2. Warga Jakarta "Memaksa" , Pemerintah Jakarta "Terpaksa" mengabulkan

    Setelah pemerintah memaksa warga jakarta nah sekarang waktunya warga negara memaksa, logikanya seperti ini, apakah warga akan lebih nyaman menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi setelah warga mulai meninggalkan kendaraan pribadi? masalah ini memaksa pemerintah Jakarta untuk memperbaiki sarana prasana kendaraan umum. Adapun perbaikan yang harus dilakukan oleh pemda Jakarta seperti :

  • Peremajaan dan pembatasan umur kendaraan umum
Selama ini banyak warga mempertanyakan kenyamanan kendaraan umum yang dapat terlihat secara fisik, misal pada sebuah bus hanya memberikan kursi ringsek yang kurang nyaman dan aman dan memberikan polusi udara yang besar. Dengan adanya peremajaan dan pembatasan umur kendaraan umum maka dapat menaikan kualitas pelayanan kendaraan umum itu sendiri dan menambahkan teknologi yang lebih maju dan berguna seperti yang sudah dilakukan selama ini adalah peremajaan bajai menjadi bajai berbahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan.

  • Membuat moda transportasi massal 



Pada pemelihan kepala daerah secara langsung atau yang disingkat pilkadal 2012, para calon orang nomer satu DKI Jakarta berlomba - lomba memberikan visi, misi dan apa yang akan dilakukan, salah satunya adalah membuat moda transportasi massal dan yang sangat tertuju kepada MRT, MRT sendiri sudah digunakan di negara lain seperti negara tetangga yaitu singapore.

Sebenarnya indonesia juga telah lama memilikimoda transportasi yang mirip dengan MRT yaitu aeromovel yang ada di TMII sejak tahun 1988. mengapa kita tidak mencoba mengaplikasikan aeromovel ini sebagai solusi permasalahan. Merupakan instalasi ke dua di dunia, Pertama ada di Porto Alegre Brazil. Dan saat ini sedang dibangun yang ketiga antara air port dan stadion olah raga di Brazil untuk menyambut Piala Dunia Sepak Bola 2014. Rencana di Brazil Bulan Desember 2012 ini Aeromovel yang ketiga ini akan dimulai beroperasi sebagai Mass Rapid Transportation.

Sebagai masukan dapat diperhitungkan, mengingat biaya Aeromovel jauh lebih murah selain itu keunikan sistem ini adalah pemanfaatan tenaga dorong-hisap udara sebagai penggerak. Kereta layang ini dirancang sebagai kendaraan yang ringan karena di dalamnya tidak terdapat mesin, sehingga bebas polusi udara dan suara

Sebenarnya pemda DKI sudah membuat transportasi massal seperti busway dan "lumayan" berhasil dan masih perlu ditingkatkan, adapun pembuatan moda transportasi air pada tahun 2008 yang dinyatakan gagal karena terlalu banyak sampah dan bau menyengkat ( dampak dari masyarakat membuang sampah sembarangan dan pabrik yang membuat limbah sembarangan )

  • Mensinkronasikan kendaraan umum satu dengan yang lain
Kendaraan satu dengan yang lain harus saling terhubung agar masyarakat dapat menjangkau semua sudut kota Jakarta. Pada saat ini sudah hampir semua tempat terjama karena Jakarta memiliki angkot namun perlu diadakan perapihan seperti pemberdayaan halte

  • Pembenahan kembali sistem halte
bukan hanya pemerintah yang memaksa warganya untuk mentertibkan sistem halte, namun wargapun ingin juga memaksa pemerintah untuk memberikan layanan publik yang bagus seperti peremajaan halte, halte di jalan tidak sebagus halte busway, terkadang penuh coretan, bangku yang rusak ataupun atap yang bocor dapat membuat para penumpang tidak nyaman, perlu adanya maintenance halte yang benar dari pemerintah.

  • Pembenahan waktu kedatangan kendaraan umum yang lebih terjadwal
Saat ini kendaraan dengan semenan - mena datang dan pergi pada suatu halte tidak terkendali. Di negara lain kendaraan umum sudah sangat termanajemen dengan baik hingga ada jadwal kedatangan dan keberangkatan suatu kendaraan umum sehingga dapat mempermudah pengguna dan tidak terlalu lama menunggu

  • Bekerja Online
di jaman yang super cangih ini, bekerja dirumah sudah bukan hal mustahil, dengan internet tentunya sebagai pendukung, namun kita tahu bahwa kemampuan internet di negara ini masih kurang, untuk itu bila ingin terjadinya ini pemerintah harus mendukung. Bekerja dengan internet memang sangat praktis namun ada juga dampak yang kurang dari ini seperti keamanan, sumber daya, belum lagi berpengaruh kepada sosial.


    Bila kedua unsur besar diatas telah tercapai, maka insyallah dapat membuat keadaan lalu lintas Jakarta menjadi lebih baik tentun harus dengan adanya kerjasama pemda DKI Jakarta beserta Warga, bukankah kenyamanan itu adalah impian kita bersama, lalu mengapa kita tidak memulai dan mencoba dari diri pribadi masing - masing.  



disusun berdasarkan sumber :

http://www.google.com
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/229009-kebijakan-ganjil-genap-dan-erp-berkaitan
http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_Road_Pricing
http://id.wikipedia.org/wiki/SHS_23_Aero_Movel_Indonesia
http://www.tangselraya.com/info-publik/44-info-publik/3179-studi-kelayakan-monorel-serpong-bandara-dikaji.html
http://nasional.kompas.com/read/2008/05/29/18290344/apa.kabar.transportasi.sungai.di.jakarta

2 komentar: